Rabu, 14 Maret 2012

SAYA BARU SAJA MEMBUAT FILM!


Beberapa hari yang lalu saya berhasil menciptakan sebuah film. Yah…secara teknis, saya memang sutradaranya. Pengarang ceritanya juga saya. Namun saya belum yakin ada yang mau memproduserinya.
Tetapi, terlebih dahulu, ada satu informasi aneh yang harus saya beritahu, dan saya harap, anda bisa mempercayai saya.
Ya, saya benar-benar membuat sebuah film. SAYA MEMBUAT FILM DI DALAM MIMPI SAYA.
Yes, this is real. And that was real, ketika pada malam itu saya tertidur pada sekitar jam 10.30, dan kemudian terbangun pada sekitar 12.30 dini hari, saya secara tak sengaja (atau mungkin disengaja –saya kurang tahu pasti-) memimpikan sebuah skenario film yang bergulir terus pada saat saya tidur selama sekitar 2 jam tersebut! Saya tidak tahu ini apa. Saya belum pernah memimpikan sebuah film sebelumnya.
                                         
TENTU SAJA saya pernah bermimpi hal lain sebelumnya. Dan seperti yang kita ketahui, mimpi pun mempunyai seting tempat, tokoh-tokoh, jangka waktu, bahkan dialog, yang seperti sebuah film punyai. Tetapi itu bukan film. Mimpi saya kali ini, saya benar-benar tahu bahwa ini adalah sebuah film…
Memang tidak ada dialog detail ataupun urutan scene yang terarah, dan seperti biasa, kita pasti tidak bisa mengingat mimpi kita secara 100%, bukan? Tetapi saya akan mencoba mengingat dan membuatkan rancangannya…….ataupun sinopsisnya (saya tak mungkin merancang naskah film secara detail di blog ini, kan). So, check it out.

JUDUL : "Sang Penjual Buku"
>> Dari judulnya sudah jelas bahwa ini kisah tentang seorang penjual buku. Awalnya saya mau memberi judul “Martir” atau “Martyrs” dalam bahasa Inggris -karena film ini mengusung isu tentang bunuh diri yang berlandaskan agama-, namun saya enggan meniru judul horor Prancis yang berjudul sama.

JENIS : Psychology Thriller
>> Triller psikologis adalah genre yang jarang ada di perfilman Indonesia. Tidak ada horor di film saya ini. Yang ada hanyalah percakapan. Dengan setting di dua atau tiga tempat, film ini sudah dapat di buat. Dalam mimpi saya, film ini ber-setting utama di sebuah mesjid. Bisa jadi ada tambahan tempat dengan beberapa flashback scene ditambah opening dan closing scene. Dalam pikiran saya, film ini bernuansa tenang dan redup, seperti yang dibawakan oleh Hanung Bramantyo dalam "Ayat-Ayat Cinta" (2008) dan "Doa Yang Mengancam" (2008). Tapi tolong hilangkan muka Aming dari pikiran anda.

SINOPSIS SINGKAT : Seorang pria (saya belum memperkirakan namanya siapa) dan anak laki-lakinya (kemungkinan bernama Nurdin) berkunjung ke sebuah mesjid bermaksud untuk menjual buku-buku religi kepada orang-orang di mesjid. Sebagai muslim yang baik, mereka melakukan kewajiban agamanya terlebih dahulu di mesjid tersebut. Setelah itu baru mereka mulai menjual buku dan menjalankan rencana mereka.
>> Memang simpel. Pemeran utamanya hanya 2 orang ditambah beberapa pemeran pembantu.

PLOT : Pertama, sang pria dan sang anak akan beribadah dengan khusyuk , kemudian sang pria akan banyak berdebat dengan orang-orang di mesjid, baik mengenai penafsiran agama, sosiologi, politik. Beberapa orang akan mulai curiga terhadap mereka berdua. Dalam keadaan terdesak, pria tersebut menjadi temperamental, keadaan mulai sedikit kacau, dan ia mulai berpikir keras untuk menjalankan rencana mereka untuk meledakkan mesjid tersebut. 
>>  Plot di atas tidak bertema terorisme. Ini hanya percakapan beberapa orang di mesjid. Akan ada persinggungan kepentingan dengan sang anak. Dan akan ada dialog keren seperti ini: "INGAT! Saya tidak perlu kau untuk membeli bukuku. Saya tidak perlu uangmu! I'm not that kind of moslem!"

PEMERAN UTAMA : Anang Hermansyah memerankan sang ayah dan "Si Entong" memerankan sang anak.
>> Lukman Sardi sudah pernah menjadi Kyai, jadi sekarang dia tidak mungkin memerankan teroris. Pria berwajah standar lainnya, Reza Rahardian, sudah terlalu sering tampil, jadi saya bosan. Anang Hermansyah, hmm saya tahu dia seorang penyanyi, tapi saya tak dapat menemukan pria berwajah standar lainnya yang cukup akrab di mata masyarakat; kalau dia bersedia berhenti menyanyi dan bersedia belajar acting bersama saya (sang maestro), saya rasa dia mampu. Pemeran "Si Entong" (saya tidak tau nama aslinya; bahkan saya tidak peduli) mempunyai wajah ordinary teenager sekali, jadi dia cocok.

KESIMPULAN : This could be fun. Naskahnya harus digarap dengan sangat serius karena isu agamanya sangat kental. Sekali lagi, ini tidak bertema terrorism (karena sudah sangat membosankan). Jadi, trailernya harus berisi potongan-potongan dialog yang bagus saja. 
>> Saya rasa Hanung pun pasti akan terkesima.


Sampai jumpa di film saya selanjutnya.

3 komentar:

  1. kukira filem beneran gan.. rupanya mimpi.. wah, klo soal agama, no comment dulu gan..

    BalasHapus
  2. nonono, ini gak melulu soal agama.

    BalasHapus
  3. Gan tlong join blog ane.,nanti ane join balik gan,

    http://dunia-belajarr.blogspot.com/

    BalasHapus