Senin, 14 Juni 2010

I AM NOT KHAN

Hi! Long time no read!


Persetan dengan Khan! You got me boring, dan ternyata kamu juga tidak original!

Saya percaya tidak ada yang original di dunia ini selain Tuhan. Tetapi saya menjadi tidak senang jika ada seseorang MENIRU ciri khas seseorang. Yang ditiru adalah pakemnya. Ciri khasnya. Yang ditiru adalah "bagian kerennya". Wow, saya tidak suka sekali dengan orang-orang peniru seperti itu; apalagi jika yang ditiru adalah punya saya.

Hmm.....memangnya apa sih masalahnya?

I don't know exactly. Yang jelas, setelah saya menonton film ini, My Name Is Khan (2010) menjadi terlihat seperti sampah. Saya telah membahas Khan tepat di 2 postingan saya yang lalu. Saya melihatnya sebagai film yang just so-so, film yang tidak punya "gigitan" tersendiri. Nah, untuk film saya yang kali ini, walaupun ratingnya di internet nyaris sama dengan Khan, saya sangat salut padanya.

I Am Sam (2001) menceritakan kehidupan seorang penderita down syndrome dan autisme, dalam memperjuangkan hak asuh atas anak perempuannya satu-satunya.

Exactly! Kedua film di atas mengangkat kisah seorang penderita autisme plus cacat mental. Inilah yang membuat saya tersentak kaget, lalu sadar bahwa Bollywood ketinggalan 9 TAHUN tepat di belakang Hollywood. Well, ini saya tela'ah dari tahun edar kedua film ini (2010 & 2001). 2010 dikurangi dengan 2001 sama dengan 9! Wow, betapa pintarnya saya.

Saya sangat yakin bahwa Shahrukh Khan belajar banyak dari Sean Penn soal memerankan orang yang cacat mental; dari cara berjalan, cara berbicara, cara marah, cara tertawa. Saya menyadari bahwa akting Penn sangat brilian. Hal inilah yang paling menonjol dari film I Am Sam. Apakah ceritanya membosankan? Tentu tidak. Menarik. Kisah perjuangan seorang ayah memperjuangkan hak asuh atas anak kandungnya. Ini menjadi menarik ketika sang ayah ternyata adalah penderita cacat mental, dan Dakota Fanning berperan sebagai sang anak, sekaligus ada Michelle Pfeiffer di situ.

Kalimat yang paling mengena dari film ini bagi saya adalah pada adegan Sam "bernegosiasi" dengan Rita di kantornya, untuk menyewanya menjadi pengacaranya. Oke, saya jabarkan:

Rita : "Can we get you something to drink?"
Sam : "Is it for free?"
Rita : "(hehehe..)My treat.."
Sam : "Ow ok. Thank you...Yeah, I would like a glass of milk.."

Yang saya tebalkan adalah kalimat favorit saya. Kenapa?? Apakah ada yang penting di kalimat itu...? Ada. Yaitu kata "Milk".

Karena, tepat 7 tahun setelah I Am Sam (2001), Sean Penn berperan sebagai Milk di film Milk (2008). Itu berarti, 7 tahun sebelum pembuatan Milk, Sean Penn telah tahu bahwa ia akan memerankan Harvey Milk.

Apakah itu sebegitu pentingnya bagi rajananbaek?

Yah, lumayanlah...Karena itu adalah film yang akan saya bahas selanjutnya di blog ini. Hehehe.