Rabu, 21 April 2010

EXORCISTING

Oke, sekarang kita akan membahas tentang seorang gadis yang kerasukan setan. Seram? Ah tidak juga (walaupun saya sekarang sedang sendirian di ruangan ini, menulis, dan ini pada larut malam). Tidak, selama ada facebook...hahaha.

Exorcism adalah suatu tata cara pengusiran setan terhadap seseorang yang dirasukinya. Bila kita bicara tentang "tata cara", berarti ada proses yang perlu dijalani. Entah itu peralatan-peralatan yang perlu dipersiapkan, doa-doa yang akan dipanjatkan, ataupun pihak-pihak tertentu yang berhak melakukan ritual tersebut. Yah, begitulah adanya; exorcism dipandang sebagai hal spesifik yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu (mis: priest) walaupun fenomena ini jarang terjadi di masa-masa sekarang ini.

The Exorcist (1973) mengisahkan tentang peristiwa kesurupan yang dialami seorang gadis muda, yang mengakibatkan gejala-gejala dan efek mengerikan dan peristiwa penyiksaan terhadap diri sendiri.

Ternyata film ini menelurkan 2 piala Oscar untuk debutnya. Padahal jika diamati, ada beberapa plot yang tidak berkesinambungan. Boleh dikatakan bahwa sang sutradara (William Friedkin) ingin film ini terlihat begitu artistik dan elegan untuk sebuah film horor, walaupun mengorbankan beberapa plot yang tidak "kena" kepada inti cerita. Memang ada kaitannya dengan inti cerita, tetapi penonton harus menerjemahkan sendiri makna gambar-gambar dan adegan (terutama di awal film) agar nantinya penonton tidak terpatok kepada doktrin-doktrin kepercayaan tertentu ataupun hal-hal mistis lain yang tidak penting. Ya, sang sutradara mencoba memberitahukan kepada penonton bagaimana sejarah masing-masing tokoh, sehingga nantinya dapat digabungkan ke cerita inti. Sebenarnya inti cerita film ini adalah kegiatan exorcism tersebut. Yang pada akhirnya, di film ini, adegan tersebut diporsi cukup panjang. Cukup menarik memang menyimak alur film yang "naik-turun" yang menyajikan ketakutan saat melihat Regan (gadis yang dirasuki) sekaligus "kesenduan" yang dimiliki oleh tokoh-tokoh lainnya.

The Exorcist tidak mengungkapkan mengapa Regan yang harus dirasuki. Dan pemunculan gimmick logo, patung dan gambar setan, sebenarnya tidak bermakna. Mungkin hanya digunakan sebagai "pemanis" cerita. Yang justru menarik adalah adegan "sirkus" yang dilakukan oleh Regan yang sedang kerasukan, baik itu melakukan aksi telekinetik, melayang, memutar kepala 360 derajat, memuntahkan cairan hijau, dan lain-lain, yang sebenarnya sangat mengerikan, tapi entah kenapa saya mengatakannya sebagai "sirkus"...

Ternyata ada film maker yang berpikir untuk membuat prekuel tentang Father Merrin, sang pendeta yang mengadakan exorcism untuk Regan. Ini diangkat dalam Exorcist: The Beginning (2004). Ada juga film lain yang katanya diangkat dari kisah nyata, yaitu The Exorcism of Emily Rose (2005), yang juga mengangkat tema serupa. Eitss, ada juga Scary Movie 2 (2001) yang memparodikan 2 adegan di The Exorcist dengan sangat ekstrem.

Hmm, apa ya kata penutup dari saya...
Setan hanya akan merasukimu jika kau mengundangnya.