Kamis, 01 Maret 2012

MOVIE, LIFE, AND A BEAUTY

Life is a beauty contest.

Di mana-mana terjadi perlombaan unt­­­uk jadi yang tercantik dan terbaik. Hal ini dimulai ketik­a kita……….lahir. Suster itu, ya suster-suster itu, mereka melihat kita seperti komoditi. Beberapa saat sebelum kita lahir, para suster telah memasang taruhan tentang bagaimana wajah kita nantinya, apakah lebih mirip kepada ayah atau ibu kita. Dan jika tak mirip pada seorangpun, mereka menertawakan kita dan men-cap kita sebagai “anak kasihan”, tanpa menyadari bahwa wajah mereka sendiri jauh berbeda dari orang tua mereka, dan kalau pun mirip, masih dapat dikategorikan sebagai “kasihan”.Dan para dokter, wah mereka lebih parah. Mereka bertaruh tentang bagian tubuh mana yang akan keluar terlebih dahulu. Jika seorang dokter melayani pasien yang bayinya keluar bokong duluan, itu kerugian bagi si dokter, ia wajib men-traktir teman-teman dokternya yang lain. Jadi, bokong anda adalah berkah bagi mereka.

Saya sangat apresiatif pada lagu D’Massive yang berjudul “JANGAN SEKOLAH”; saya yakin anda tahu lagunya (yang reff-nya di ulang-ulang: “jangan sekolah…jangan sekolah…jangan sekolaaa…aaahh”); karena sekolah itu salah satu beauty contest juga. Di sanalah tempat kita di rating dan dikotak-kotakkan.`Di sekolah selalu ada yang namanya peringkat kelas; ada pula peng-kategorian kelas dari yang ‘unggulan’ sampai dengan ‘cantolan’.

Lalu bagi anda yang sedang iseng, anda mungkin melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, di mana pengelompokan manusia menjadi lebih kompleks dan tingkah laku para pengajar menjadi lebih tak terduga. Semua ini kita lalui agar kita menjadi lebih baik, agar kita menjadi lebih “indah”. Walaupun ketika semakin bertambah tua, kita menjadi sadar bahwa itu bukanlah satu-satunya jalan untuk menjadi apa yang kita harapkan. Buktinya, semua orang yang rajin sekolah waktu kecil dulu, yang berharap ketika besar nanti menjadi Power Rangers, hanya kesampaian menjadi CHANGCUT RANGERS. POOR.

Masalah tidak sampai di sini saja. Ketika akan mencari jodoh, para pria akan direpotkan lagi dengan syarat-syarat rumit para wanita. Kebanyakan wanita (yang menganggap dirinya gaul) menilai lelaki dari tampang. Mereka ingin pasangan yang tampan. Ini yang membuat saya bingung! Coba lihat di mana-mana: justru kebanyakan pria yang sukses adalah pria yang berwajah standar. Pria-pria tampan nan UNYU/KUNYUK/APALAH tersebut paling-paling sedang mengatur jadwal dengan dokter gigi mereka demi memasang behel baru, atau sedang latihan dance agar dapat meraba teman pria mereka dengan baik di atas panggung…. And you know what, dari kancah per-boyband-an di Indonesia dulu, hanya satu orang yang selamat: Indra Bekti; yang lain...entahlah.

Manusia selalu menciptakan beauty contestnya sendiri. Manusia selalu mempunyai “standar kelulusan”. Ketika ia tidak mencapai standarnya itu, ia menganggap gagal dirinya sendiri. Ketika ada yang berbeda dalam sebuah hari, ia menganggap hari itu merupakan hari kesialan.

Oleh karena itu, dongeng “Beauty and The Beast (1991)” itu bagus. Cerita Disney ini mengatur keseimbangan alam semesta (wow). Diperlihatkan bahwa: kecantikan yang sejati tidak akan punah oleh karena kejelekan yang super sekalipun. Sesungguhnya tidak ada kontes. Yang ada hanyalah penerimaan.

Termasuk ketika kita mendengar pengumuman hasil pemenang Oscar’s Academy Award (the biggest beauty contest in world cinema?), kita hanya bisa menerima. Siapa yang tahu apa isi otak para juri Oscar. “The Artist”, “The Help”, “The Iron Lady”, adalah beberapa pemenang tahun ini. Jangan lupa ada “Hugo”, ciptaan Martin Scorsese, that great old man, yang baru pertama kali menciptakan film 3D, mendapatkan Oscar. Academy Award tahun-tahun sebelumnya, “LOTR: Return Of The King” menang, “Titanic” pernah menang, “The Hurt Locker", “Avatar”, “Million Dollars Baby”, “Saving Private Ryan”, and many other great movies. Turnamen bergengsi ini menyetel standar khusus perfilman dunia terhadap film-film yang layak tonton dan layak menang. Tetapi di luar itu semua, di luar semua kompetisi bergengsi, masih banyak film bagus lainnya yang pantas untuk ditonton dan diapresiasi. Tidak masalah jika anda tidak tahu Oscar. Tidak masalah jika anda bukan ‘movie freak’. Tontonlah film bagus yang anda tahu. “Take Shelter”, “Warrior”, “Kill List”, “Carnage”, “Tyrannosaur”, “Straw Dogs”, “The Skin I Live In”, dll, masih banyak film bagus lainnya.

Dan dulu, tahun 2000 silam, “American Beauty” mengalahkan “Magnolia” yang super indah, dengan sangat mengejutkan…

Setelah dipikir-pikir, hal itu pun tak mengherankan karena: “Ketika aku menyadari ada begitu banyak keindahan di dunia, aku tak sanggup lagi untuk marah”, begitu salah satu kutipan di “American Beauty”.

Beauty, beauty, beauty.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar